Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

Penasaran Yang Membuat Orang Masuk Jurang

 Penasaran Yang Membuat Orang Masuk Jurang Dibawah pohon rindang yang sejuk hilman dengan wajah yang serius sedang membaca sebuah buku yang membuat dua temannya terheran – heran“ Kau nih serius kali seperti profesor yg sedang meneliti keong memangnya kau baca apa sih man” kata sih acung yang penasaran buku dibaca hilman “Ahhh kau takkan mengerti cung ini buku bukan sembarangan buku cung “ ledek hilman kepada acung yang merah wajahnya mendengar perkataan dari hilman itu dengan cepat ceper memegang acung yang akan memukul hilman dengan balok kayu “ Apa sih kau nih man teman sediri kau ledek cepat mana bukumu itu buat penasaran saja “ sambil tangan ceper mengambil dengan cepat buku si hilman, ceper pun berusaha membaca dengan terbata – bata judul buku itu “ Koooo Barrrr Kan Sssse Ma ma Ngat Kekeke Rrrr Bau” ceper langsung mengernyutkan dahi karena judul buku yang aneh ia pun bertanya kepada hilman “ Kau dapat darimana buku ini man” dengan santainya menjawab “ Buku ini aku dapat dari p...

Y a n g L a i n

 Y a n g L a i n Karya: Febrian Endra Adik kecil.. Kau dimana? Ini bukan permainan biasa kita Aku di buru waktu berharga. Adik kecil.. Kau di mana? Aku mengharap kanmu yang gila! Majas dan sarkasmu yang juara! Adik kecil.. Bawa keliaranmu kemari.. Kita rajut frasa dan diksi Selayaknya hari gelap dan sunyi Adik kecil.. Kau mau apa? Malam dengan taburan nestapa? Pelukan dari kawanan luka? Seduse dan terasingkan semesta? Iya? Iya?! Hei! Sederhana saja! Mewujudlah telanjang dada! Senyata-nyatanya! Sebenar-benarnya! Jangan bercanda! Aku kehilangan kata! Serupa ia nyawa! Kau tak akan jadi dewasa! Aksaramu tak membentuk kepribadiaan ganda! Selama-lamanya bocah desa! Kau hanya hidup saat aku mati rasa! Goblok aku! Adik kecil.. Kau dimana? Maafkan aku.. Sepenuhnya aku diluar kuasaku.. Lepas genggam kendaliku.. Adik kecil.. Segeralah tiba.. Kepalaku sedang penuh tuntutan pengakuan mereka.. Pula aku ingin menoreh tinta dalam balutan bahagia.

HIRAP NAN NESTAPA

 HIRAP NAN NESTAPA Karya Feliana Putri Atma itu tiada lelah meski andam karam dibelungsang buana Daksanya semakin terlihat rengkuh, kalbunya semakin gelabah Membohongi dirinya sendiri dengan mala dan apatis Menantang setiap rodranya kehidupan yang menikam Kalbunya berpegang teguh pada apatisnya buana Tak sampai hati untuk melawan kata dalam kalbunya sendiri Sang puan yang begitu sering menemui kehirapan Sosok yang diimpikannya itu gata Hati yang kama oleh sang puan ternyata ancai Teramat banyak luka dilubuk kalbu terdalam Ingin sang puan menghindar dari retisalya Nyatanya kalbu yang subtil Mata yang padmarini Paras yang reswara nan anindya Tak membuat sosok yang diinginkan menjadi dewana Pedarpun tak membuat luka kalbu menjadi hirap Harapan acapkali bertelingkah dengan kenyataan Sebagai insan sang puan hanya bisa tunduk pada buana Menerima saban waktu atas apa yang efemeral Mengikhlaskan saban apa yang menyudutkan kalbunya Bermakrifat dengan menjadikan sebagai kekuatan baru Agar sa...

Kembali Kepada Ibu

 Kembali Kepada Ibu Untuk Ibuku yang sangat kucintai, udara yang kuhirup untuk tetap bertahan hidup * Sungguh lucu ketika mati, usai sampai di sini Kata mereka abadi, Bagaimana dengan yang tak dikenali? Tak sanggup mengintip ke dalam, senantiasa karam Sangat kerdil saat mencoba menyelam. Memaafkan dan pemaafan, Bagaimana caranya untuk melakukan penebusan? Tanggungan sampai ujung hayat, Pertanggungjawaban saat kiamat. Tersiksa di alam baka, pendosa yang kekal di neraka. Itukah ganjaran sepadan yang akan diterima? Riuh rendah dalam kepala, Membuat setengah gila, Tapi ujung-ujungnya bungkam saja. Pengecut yang takut dihakimi, Yang takut mengakui, Mengelak dari diri sendiri. Jadi, aku kembali, Bu. Aku memang aibmu, Paling membebani, Tapi aku berjanji akan menjadi aib yang paling berbakti. Amanku adalah Ibu adalah Ibu adalah Ibu Dekapan, sentuhan, kecupan, bahkan kemarahan. Aman, Karena itu terlihat mata dan terasa nyata. Aman, Atmaku berkata. Aman, Berdesir-desir di telinga bagai mantr...