Isak Nestapa

 Isak Nestapa

Nurfilla Oktaviyanti


Sahut-sahut gema masjid mulai terdengar
Hilalpun mulai terpencar
Tak terasa bulan berkah akan datang
Ini sudah bulan keenam atau tahun keenam ya? 

Sepertinya aku merindukan sesuatu hal
Masakan khas yang sangat nikmat
Aku teringat pancar mata yang menghias
Senyum merona menyambut bulan berkah

Terhitung lentera gelap dan terang menghampiri
Terisak namun tak ingin berteriak
Ku mulai menyambut bulan berkah lagi tanpa hadirnya
Tanah rantau adalah saksinya
Ini kali kedua perantauan merangkul
Hebat, aku bertahan 

Bulan berkah meski tanpa hadirnya
Setiap sujud aku merindukannya
Setiap ku panjatkan doa, ku berikan untuknya
sunyi, dingin, dan pelik terpahat dalam sujudku
Aku menyambut bulan ini dengan langkah tertatih tanpa hadirnya
Nestapa ini menyeruak ke seluruh dentingan jam 
Aku hanya bisa tersenyum menyambut bulan berkah
Meski nyatanya aku ingin menangis karena rindu peluknya
Nestapa ini sangat menyesakkan
Bersama ramadan, diri ini penuh luka dan air mata

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Drama Dayang Sumbi

Antologi Puisi : "Rest Area"

Rahasia sebuah Kata