Wangsa

Wangsa

Triandika Kirani


Rintik riuh memurka. Mungkin, berkabung akan asing yang saling merekat. Atau, mencoba hapus jejak muda dalam temunya loka. Iri? Sepertinya cemburu menyertai.


Cengkerama menyapa antara keasingan yang kini kian sirna, rupanya melebur. Celoteh tawa mengurai suka insan, rupanya menikam. Dan gending jiwa tengah mengalun, rupanya meraung. Menimbulkan dengki yang mendenging. 


Redalah. Hentikan tangis jemu.


Para muda hanya menyalakan berani yang lama menyimpan perih. Dengan harap meluluhlantakan segan tertawan. Menyatu. Mencipta wangsa tanpa penghabisan.


Kami

Bersua dalam ruang

Bertarung pada lapang

Merakit satu keyakinan di malam keakraban


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Drama Dayang Sumbi

Antologi Puisi : "Rest Area"

Rahasia sebuah Kata