Senandika Wayodya (Percakapan batin, Gadis Remaja)
Senandika Wayodya
(Percakapan batin, Gadis Remaja)
Terlalu manis, tapi juga terlalu menyedihkan
Dalam diam, kutatap sosok gadis kecil itu, yang tampak sangat berantakan
Kamu, bukan satu-satunya yang merasakan kesendirian
Keterpurukan, kekecewaan, dan berakhir dengan menyedihkan.
Mata gadis itu memerah, berkaca-kaca
Dan berpotensi besar mengeluarkan air mata
Sorot matanya penuh luka gulana
Hatinya penuh dengan jeritan yang bertalu-talu
Ekspresinya menunjukkan luka sendu sembilu
Terdiam, ia berusaha menguatkan hati
Tolong, jangan lagi merusak diri
Jangan lagi-lagi menyalahkan hati dengan bertubi-tubi
Kamu harus mengerti, tidak semua yang kamu inginkan akan diamini
Kamu harus kuat berdiri, berpijak dengan kaki sendiri
Perlahan, kuusap kristal bening yang berjatuhan dipipi
Kucoba menarik senyum tinggi-tinggi
Sekali lagi, aku tatap lekat pantulan gadis di kaca persegi
Kusadari, memang tak mudah berdamai dengan diri sendiri
Maka ku yakinkan sekali lagi pada diri, jika aku berarti
Aku, harus bisa mencintai diriku sendiri
Meski tak sempurna, Aku berharga
Meski penuh dengan luka, Aku cantik apa adanya
Meski mungkin saja aku bodoh, idiot dan keras kepala
Aku adalah aku
Aku, sabitah utama dikehidupanku, dan akan selalu begitu
Jember
01.45 a.m
Dariku, Untuk Diriku
-Alvina Octaviani-
Komentar
Posting Komentar