Dara di Ladang
Dara di Ladang
Karya Vira Safitri
Tersipu seorang gadis belia memetik jingga di ujung desa
Lakunya lugu, sedikit gontai berjalan telanjang kaki
Sedikit demi sedikit lalu sampai pada tengkuk liang bukit
"Lagi-lagi matahari enggan menatap ku lagi"
Apa gara-gara kucuran masam keringat yang tak gemulai
Harapan yang menjadi benalu meranggas di punggungnya
Tentang, "emak, apa ilmu yang kubawa nantinya?"
Tercecer di pematang sepi mimpi-mimpi buntung
Segenggam jerami menghidupi puntung hidupnya
Ingin dinyalakan katanya, walau sesak nafas hirup pekat asap
Sampai suatu saat tertoreh cerita ia disambangi wanita muda
"Mari berbagi jendela" katanya ia membuka lembar alinea
Tapi gadis belia itu berlari menanggalkan beberapa pijak kaki
"Aku malu, sekolah tak mampu, buku tak tau. Aku hanya jelata yang pilu" katanya
Sementara itu, wanita muda mengejarnya membawakan benih mantra
Kepada gadis belia yang dilukiskan sebagai pengayuh rantai negara
Benih yang ia tanamkan pada utas-utas perunggu waktu nantinya
Soal, "mari belajar bersamaku" menghidupi matahari lalu membekali bumi
Pada akhirnya, gadis belia itu mulai mendongak ke langit menyetujui
Matahari yang menguliti harapannya mulai bersemayam damai
Petuah wanita muda dan ajakannya melalang buana
Walau hanya berlayar di tempayan, tapi inilah insan manusia
Mengajak dan menuntun, membagi cahaya untuk menjadi pelangi
Mengingat ladang ilmu dan ladang jerami kian dipupuk kian bersemi
Berdampingan cantik menjadi gores lukisan dan daun-daun puisi
Hingga sampai pada suatu hari dimana aku lantunkan penggalan ini
Komentar
Posting Komentar